Headlines News :
Home » » Bojonegoro Maksimalkan Peran ICT Untuk Dorong Pertumbuhan Kota

Bojonegoro Maksimalkan Peran ICT Untuk Dorong Pertumbuhan Kota

Written By baranews on Minggu, 20 Oktober 2013 | 09.36

Bojonegoro, -  Setelah berbenah di sisi infrastruktur dasar dan energi, kini Bojonegoro mulai berbenah dalam pengembangan infrastruktur teknologi berikut aplikasi dan konten inovatif yang berguna bagi pengembangan kota secara berkelanjutan. Pembenahan akses informasi ini bertujuan menjadikan Bojonegoro sebuah society besar yang terhubung secara digital. Upaya menjadikan Bojonegoro Digital Society ini diperkuat dengan ditandatanganinya sebuah Nota Kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (disingkat Telkom atau Telkom Indonesia), bertempat di pendopo Kabupaten Bojonegoro pada hari ini, 18/10, antara Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto,MSi (Pemkab Bojonegoro) dan Sinung Wibowo (General Manager Witel Jatim Utara Telkom Indonesia).

Dikatakan oleh General Manager Jatim Utara, Sinung “ Kami melihat Bojonegoro adalah kota yang sarat dengan potensi sumber daya alam, sehingga sangat strategis sebagai kota tujuan investasi dan pengembangan industri, khususnya di bidang pertanian dan migas”. Ditambahkan olehnya, dengan melihat kondisi seperti itu, teknologi informasi sangat diperlukan sebagai enabler dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi kota dan menjadikan kota berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa ini mempunyai daya saing kompetitif di pasar global.

“Telkom menyambut baik upaya Kang Yoto yang ingin menjadikan kotanya sebuah Digital Society, sehingga kami segera memetakan kebutuhannya supaya solusi yang kami berikan bisa sejalan dengan visi misi beliau dan master plan pengembangan kota ini ” tambah Sinung.  Seperti diketahui, Bojonegoro bertekad menjadi lumbung pangan dan lumbung energi negeri di masa datang. Sebagai lumbung energi dengan potensi migas yang dimilikinya, 20% kebutuhan migas nasional akan disuply dari Bojonegoro.

Lebih jauh ditambahkan oleh Kang Yoto, panggilan akrab Suyoto, Bupati Bojonegoro “ Bojonegoro Digital Society ini kami harap bisa menjadi tools yang mempermudah dan mendorong tercapainya target yang terdapat pada 6 pilar sustainable development kota ini,”. Adapun 6 pilar yang menjadi concern Kang Yoto dalam membangun kota secara berkelanjutan adalah pilar ekonomi, pilar lingkungan hidup, pilar social, pilar budgeting atau kemampuan pendanaan non migas, pilar clean and good governence, dan pilar good leadership transformation.
Sedangkan peran teknologi informasi terhadap 6 pilar tersebut diantaranya adalah :
1. Teknologi informasi pada pilar ekonomi diharapka bisa menjadi solusi bagi pelaku bisnis UKM dan UMKM Bojonegoro untuk bisa go online sehingga produknya bisa menembus pasar global.
2. Teknologi informasi pada pilar lingkungan diharapkan bisa memberikan solusi pada isue Global Warming, karena teknologi informasi menjaminkan proses dan hasil yang paperless.
3. Teknologi informasi pada pilar sosial diharapkan bisa mempermudah partisipasi masyarakat untuk berperan aktif pada isue-isue sosial seperti misalnya memberikan zakat, infaq, shodaqoh, dan sumbangan-sumbangan lain dengan memaksimalkan fungsi gadget, akses internet, dan aplikasi yang disediakan.
4. Teknologi informasi pada pilar budgeting diharapkan bisa mempermudah dan mempercepat alur proses keuangan dan menjaminkan transparansi.
5. Teknologi informasi pada pilar clean and good governance diharapkan bisa menjadi solusi bagi reformasi birokrasi, transparansi dan mengurangi peluang terjadinya korupsi.
6. Teknologi informasi pada pilar good leadership transformation diharapkan memperlancar alur proses informasi baik top down maupun bottom up, sehingga semua policy kepala daerah cepat sampai ke seluruh jajaran dan masyarakat atau sebaliknya aspirasi masyarakat cepat ditangkan oleh kepala daerah dan mendapatkan solusi. Pada pilar ini, jumlah aparatur pemerintahan yang ditargetkan paham teknologi informasi sekurangnya adalah 80% sampai dengan tahun 2014 (propinsi Jawa Timur sudah mencapai angka 85%).

Kang Yoto menjelaskan bahwa digitalisasi pada semua proses di kotanya memang butuh effort yang sangat besar, apalagi sejarah masa lalu kota Bojonegoro yang pernah menjadi kota dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan punya endemic poverty 44% . Maka, tambahnya, “Kami menggandeng Telkom untuk menjalin sinergi bukan hanya dalam penyediaan akses dan aplikasi namun juga yang terpenting adalah proses Learning Society”. Proses learning society ini wajib dilakukan terlebih dahulu karena hal-hal yang baru membutuhkan long term education (edukasi jangka panjang) disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing segmen. “ Dibutuhkan pelatihan, dan juga pendampingan di semua segmen. Baik itu melatih semua PNS, pendidik dan siswanya, tenaga kesehatan, para santri, kader-kader penggerak PKK, dan seluruh masyarakat. Ini sebuah learning process yang membutuhkan edukasi jangka panjang” tambahnya.

Maka, tambah Kang Yoto, jika learning process ini berjalan dengan lancar, dan berhasil menciptakan sebuah digital society di Bojonegoro, digitalisasi diharapkan bisa menjadikan Bojonegoro makin produktif dan punya daya saing di pasar global. “ Sehingga ke depan tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di kabupaten ini akan menurun dengan significan” katanya. Dari data didapat bahwa telah terjadi penurunan kemiskinan dari tahun 2008 sampai dengan 2012 sebesar 31,02% atau berkurang sebanyak 90.810 Jiwa. Bahkan untuk tahun 2012 terjadi penurunan Jumlah Penduduk Miskin sebesar 5,15 % dibandingkan tahun 2011.

Saat ini, Bojonegoro juga sedang menjajaki kerjasama dengan BIG (Badan Informasi Geospasial) untuk mendevelop aplikasi berbasis teknologi informasi untuk membuat peta perencanaan dan pengembangan potensi kota . “Dengan aplikasi e-city plan ini nanti, kami bisa melakukan pembangunan secara berkelanjutan (sutainable development) karena peta potensi kota sudah ada, bisa diakses dari mana saja asal tersedia broadband access, sehingga potensi kota ini bisa dimaksimalkan untuk kesejahteraan warganya,” tambahnya.

Sementara itu, Sinung menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh Telkom ini yakni membuat sebuah Digital society di seluruh kota kabupaten di Indonesia adalah langkah konkret Telkom dalam menyukseskan program besar Indonesia Digital Network (IDN) . Indonesia Digital Network merupakan wujud nyata langkah yang diambil Telkom sebagai pengemban amanah MP3EI (Master Plan Percepatan Perluasan Pengembangan Ekonomi Indonesia) , yakni mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui pengembangan ICT (Information, Communication and Technology).
Khusus untuk kota Bojonegoro, Telkom telah melakukan beberapa proses ke arah digitalisasi yakni :
1. Bidang pendidikan : Telkom telah menggelar akses @wifi.id di 55 sekolah dengan total 165 akses point Wifi yang telah terpasang, dan akan terus ditambah secara bertahap. Ini adalah program Indischools (Indonesia Digital Schools) kerjasama Telkom dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan Indischools, baik pelajar, pendidik, maupun elemen sekolah/perguruan tinggi bisa melakukan akses internet wifi@id dengan melakukan pembelian melalui kartu Telkomsel, dengan tarip perhari hanya Rp 1.000,- Indischools diimplementasikan Telkom melalui 3 tahapan atau 3 staging,yakni Connectivity, Content, dan Community. Di seluruh Indonesia, infrastruktur wifi@id akan digelar di 300 ribu sekolah sampai tahun 2015. Diharapkan sampai akhir tahun 2013 ini, sudah ada 100 ribu yang terkoneksi akses internet broadband wifi@id. Setelah terkoneksi, Telkom akan memberikan berbagai konten pendidikan didalamnya, seperti SIAP Online, Q Jurnal, Qbaca, dan lainnya.

2. Bidang Government : Telkom telah mengembangkan program dengan nama Indonesia Digital Government (IndiGov) yakni sebuah flagship dari Telkom Indonesia dalam membangun Infrastruktur jaringan ICT di Lembaga Pemerintah Daerah (Pemprop/Pemkab/Pemkot) di Indonesia berbasis jaringan fiber optik hingga tahun 2014. Penyediaan infrastruktur ICT untuk government ini meliputi beberapa sektor seperti : e-Govt Sector, e-Public Sector (kesehatan, sosial,lingkungan) , e-Economic Sector (pelaku binis UKM, segmen masyarakat unbankable). Selanjutnya, Telkom menyediakan Government Connectivity (G-Connect) dengan detail project-nya di tahun 2013 ini adalah penarikan kabel fiber optik disejumlah 2.204 Site, yang terdiri dari Kantor Pemkab/Pemkot, Kantor LPSE Pemkab & Pemkot, Kantor Polres, Kantor Kodim dan juga Kantor Provinsi di seluruh Indonesia. Diharapkan dalam tahun ini akan terbentuk G-Pipe (Government Broadband Pipe) dalam kapasitas besar. Untuk hal ini Telkom menyediakan bandwidth di masing masing Pemkab/Pemkot sebesar 100 Mbps.

Tahapan pembangunan konsep IndiGovernment akan berlanjut terus secara kontinyu. Tahapan berikutnya, adalah penyediaan Government Content yg berbasis komputasi awan dalam bentuk Government Cloud (G-Cloud).  Layanan ini akan meniadakan investasi di Pemda dalam hal penyediaan hardware (IaaS), software (SaaS) dan platform (PaaS) serta termasuk dalam hal penyimpanan data. Semua hal tsb disediakan oleh Telkom. Content dan aplikasi yg dibutuhkan oleh Pemda seperti : e-office, e-procurement, e-PTSP, Data Center, dll disediakan secara khusus dengan berbagai kemudahannya. Telkom terpanggil untuk proaktif menjadi yang terdepan dalam melayani Government Digital Society (G-DiSo) di Indonesia yang tumbuh pesat sejalan dengan trend global.
3. Public area : Telkom telah menginstalasi     Access Point di 5 lokasi public area di Bojonegoro dengan fasilitas wifi@id. Ke depan, Telkom akan menambah ratusan atau bahkan ribuan     wifi@id di seluruh penjuru kota Bojonegoro secara bertahap sesuai dengan prioritas pengembangan kota.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Tobias Duha | Baranews | Petisi Jokowi
Copyright © 2011. baranews - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Bara JP
Proudly powered by Bara News